RESISTENSI TOKOH HINDU BALI TERHADAP KELOMPOK SAMPRADAYA HARE KHRISNA DAN SAI BABA DI MEDIA SOSIAL

Authors

  • I Komang Agus Widiantara Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
  • I Gusti Ngurah Aan Darmawan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negri Mpu Kuturan Singaraja
  • I Nyoman Buda Asmara Putra Sekolah Tinggi Agama Hindu Negri Mpu Kuturan Singaraja
  • Roni Han Wasisto Sekolah Tinggi Agama Hindu Negri Mpu Kuturan Singaraja
  • Wayan Supada Sekolah Tinggi Agama Hindu Negri Mpu Kuturan Singaraja

DOI:

https://doi.org/10.52423/jikuho.v10i1.1329

Keywords:

Media Sosial, Resistensi, Sampradaya

Abstract

Penelitian ini mengkaji dinamika resistensi tokoh Hindu di Bali terhadap kelompok Sampradaya Hare Krishna dan Sai Baba, yang berkembang melalui media sosial di Pulau Bali. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang para tokoh Hindu di Bali yang menolak keberadaan Sampradaya. Artikel ini menggunakan perspektif teori Konflik sosial dalam pandangan Simmel. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan netnografi. Data dianalisis menggunakan  Manual Data Analysis Procedure (MDAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai upaya  penolakan yang dilakukan oleh tokoh Hindu Bali di media sosial. Diantaranya dengan  gerakan kampanye kesadaran (awarness campaigning), petisi online, mobilisasi masa dan kritik melalui meme. Resistensi tokoh Hindu Bali juga menyebabkan masyarakat dan kelembagaan terpolarisasi misalnya antara golongan konservatif dan reformis, Parisadha Hindu Dharma dan Majelis Desa Adat , dan kelompok masyarakat adat yang merespon dengan kritis melalui penolakan Hare Krishna dan Sai Baba pada wilayah mereka. Penelitian ini menyarankan agar digelar dialog melalui forum lintas kelompok yang difasilitasi oleh lembaga keagamaan atau pemerintah daerah di Bali.

References

Adi, A., Made Suastra, I., Gde, I. B., Triguna, Y., Bagus, I., Pujaastawa, G., Palangka, I., & Kalimantan, R.-C. (2023). The Controversy Over Sampradaya And The Dynamics Of Hindu Institution: Contestation Of Hindu Elites In Palangka Raya City. DOAJ Indexed, 16, 43–56. https://ojs.unud.ac.id/index.php/ecs/43

Castillo-Esparcia, A., Caro-Castaño, L., & Almansa-Martínez, A. (2023). Evolution of digital activism on social media: opportunities and challenges. El Profesional de La Información. https://doi.org/10.3145/epi.2023.may.03

Chusna, A. (2021). Gerakan #dirumahaja sebagai Aktivisme Digital pada Akun Media Sosial Najwa Shihab. KAMBOTI: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(2), 124–132. https://doi.org/10.51135/kambotivol1issue2page124-132

Creswell, J. W., Hanson, W. E., Clark Plano, V. L., & Morales, A. (2007). Qualitative Research Designs. The Counseling Psychologist, 35(2), 236–264. https://doi.org/10.1177/0011000006287390

Davison. (2012). The language of internet me- mes. The social media reader,.

Dewi, R. S. (2019). Kreator Meme dan Konstruksi Makna Meme Politik di Media Sosial. Jurnal Komunikasi Global, 8(1), 1–16. https://doi.org/10.24815/jkg.v8i1.13332

Eriyanto. (2021). Metode netnografi: Pendekatan kualitatif dalam memahami budaya pengguna media sosial (1st ed). Rosda.

Firamadhina, F. I. R., & Krisnani, H. (2021). Perilaku Generasi Z Terhadap Penggunaan Media Sosial Tiktok: TikTok Sebagai Media Edukasi dan Aktivisme. Share : Social Work Journal, 10(2), 199. https://doi.org/10.24198/share.v10i2.31443

Widiana, I.G.P.G.(2022). Dinamika Sampradaya Di Bali (Vol. 13, Issue 1). www.hinduism.co.za

Gayatri, I.A.M. (2021). Gerakan Masyarakat Hindu Menolak Pengayoman Ideologi Dan Organisasi Transnasional Sampradaya Di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). . Dharmasmrti, 21(1).

Kuckreja, R. (2022). The Hare Krishnas in Bali: Localized Religion and New Religious Movement. Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 12(1), 1–23. https://doi.org/10.15642/religio.v12i1.1857

Kurniawan, A., & Alhaq, A. (2020, February 13). Muslimness Discourse, Religious Authority, and Cyber-Media Activism in Contemporary Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.1-10-2019.2291731

Ningrum. (2023). Opini Publik Pada Aktivisme Tanda Pagar ‘#’ Di Media Sosial Twitter (Social Network Analysis Dan Sentiment Analysis Pengguna Twitter Terhadap #Sayabersamajokowi). BroadComm, 5(2), 1–13. https://doi.org/10.53856/bcomm.v5i2.328

Orsini, A. (2024). Georg Simmel. In Sociological Theory (pp. 245–279). Springer Nature Switzerland. https://doi.org/10.1007/978-3-031-52539-1_8

Rahmawan, D., Mahameruaji, J. N., & Janitra, P. A. (2020). Strategi aktivisme digital di Indonesia: aksesibilitas, visibilitas, popularitas dan ekosistem aktivisme. Jurnal Manajemen Komunikasi, 4(2), 123. https://doi.org/10.24198/jmk.v4i2.26522

Rochmawati, A., Syarifah Alamiyah, S., & kunci, K. (2024). Aktivisme Media Sosial di Instagram: Studi Literatur. http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id

Rofiah, C., & Burhan Bungin. (2024). Analisis Data Kualitatif: Manual Data Analisis Prosedur. Develop, 8(1), 1–13. https://doi.org/10.25139/dev.v8i1.7319

Safitri, N., Tjiptabudy, J., & Piris, H. J. (2022). Pengaturan Hukum Petisi Online Sebagai Kebebasan Berpendapat Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan. Jurnal Ilmu Hukum, 2(6), 631–640. https://doi.org/10.47776/alwasath.v2i1.135

Ulum, R., & Firdausi, L. (2021). Resistance of Hindu Traditionalist Against Sampradaya Hare Krishna Bali. Analisa: Journal of Social Science and Religion, 6(02), 235–252. https://doi.org/10.18784/analisa.v6i02.1432

Downloads

Published

2025-01-06