SINDROM FOMO: PERSEPSI MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA

Authors

  • Muhammad Diak Udin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Nur Fadhillah Andini Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.52423/jikuho.v9i4.241

Keywords:

Mahasiswa, Persepsi, Sindrom Fear of Missing Out (FOMO)

Abstract

Sindrom ketakutan kehilangan momen berharga di media sosial atau sering disebut dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO) menjadi fenomena yang lazim terjadi di masyarakat. Mahasiswa yang seharusnya memiliki seperangkat pengetahuan tentang dampak baik dan buruk media sosial, justru tidak luput dari sindrom FOMO. Manfaat penelitian ini untuk memberikan literasi tentang new media dan pengambilan kebijakan new media untuk remaja khususnya mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengurai dua permaslahan pokok: Pertama, Bagimana persepsi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadap mahasiwa pengidap sindrom FOMO; Kedua, Bagaimana solusi yang mereka berikan terhadap mashasiswa pengidap FOMO. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada subyek penelitian yang memenuhi dua kriteria: pernah memprogram mata kuliah yang berkaitan dengan new media dan pernah mengikuti seminar atau pelatihan literasi digital. Pemilihan subyek menggunakan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan penelitian, diperoleh jawaban sebagai berikut: Pertama, persepsi mahasiwa UIN Sunan Kalijaga dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: Persepsi Positif, karena memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi, sprortivitas dan produktivitas; serta dapat menghadirkan kepekaan sosial. Persepsi Negatif, Menghadirkan sikap hedonisme dan memaksakan kehendak; Mengaburkan identitas diri; Mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial. Kedua, solusi yang ditawarkan: Membedakan antara kebutuhan dan keinginan; mengetahui batas kemampuannya, serta melakukan social media detox. Temuan penelitian ini mempertegas padangan Irwanto, bahwa setelah individu berinteraksi dengan obyek yang dipersepsikan, ia akan menghasilkan dua kemungkinan persepsi yaitu positif dan negatif.

References

Aisafitri, Lira; Yusriyah, Kiayati. Kecanduan Media Sosial (FOMO) Pada Generasi Milenial. Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi, tahun 2021, 4.01: 86-106. DOI: https://doi.org/10.33633/ja.v4i01.4249

Aminudin, Amin. Persepsi Masyarakat DKI Jakarta Tentang Pemberitaan Penanganan Wabah Covid-19 Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal: Medium, Volume 9 Nomor 2, tahun 2022. ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308. DOI: https://doi.org/10.25299/medium.2021.vol9(2).8881

Ardianto, Elvinaro, L. K. dan S. K.. (2017). Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Media.

Arnus, Sri Hadijah. Computer Mediated Communication (CMC), pola baru berkomunikasi. Al-Munzir, 2018, 8.2: 275-289.

Carolina, Monica. Gayes Mahestu. (2020). Prilaku Komunikasi Remaja dengan Kecenderungan FOMO. Jurnal Riset Komunikasi, 11(1). DOI: http://dx.doi.org/10.31506/jrk.v11i1.8065

Fuady, I., H. Arifin, and E. Kuswarno. (2017). Factor Analysis That Effect University Student Perception In Untirta About Existence Of Region Regulation In Serang City. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik 21(1): 123770. DOI: https://doi.org/10.33299/jpkop.21.1.936

Hadi, Sutrisno. (2006). Metodologi Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irwanto.(2002). Interaksi dan Motivasi dalam Proses Pembelajaran. Edusarana.

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencan.

Lister, Martin, dkk. New Media: A Critical Introduction, Second Edition. Routledge: USA

Mudrikah, Chilmiyatul. Hubungan antara sindrom FOMO (fear of missing out) dengan kecenderungan nomophobia pada remaja. 2019. PhD Thesis. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Mulyana, Deddy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru dalam Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Nadzirah, Salma. Wahidah Fitriani. Putri Yeni. DAMPAK SINDROM FOMO TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Intelegensia: Jurnal Pendidikan Islam Volume 10, No.01, Tahun 2022, hal. 54-60. DOI: https://doi.org/10.34001/intelegensia.v10i1.3350

Oliver, Blanchard. 2015. Social Media Roi. Mengelola dan Mengukur Penggunaan Media Sosial Pada Organisasi Anda. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Pratiwi, Ayu, and Anggita Fazriani. 2020. “Hubungan Antara Fear of Missing out (FOMO) Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Pengguna Media Sosial.” Jurnal Kesehatan 9 (1): 1–13. DOI: https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.123.

Rakhmad, Jalaudin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rogers, Everett M.Communication Technologi: The New Media in Society. The Free Press, New York

Septiani Putri, Lisya, Dadang Hikmah Purnama, and Abdullah Idi Universitas Sriwijaya. 2019. “Gaya Hidup Mahasiswa Pengidap Fear of Missing Out di Kota Palembang.” Jurnal Masyarakat & Budaya 21 (2). DOI: https://doi.org/10.14203/jmb.v21i2.867

Taswiyah. Mengantisipasi Gejala Fear Of Missing Out (FOMO) Terhadap Dampak Social Global 4.0 dan 5.0 Melalui Subjective Weel-Being dan Joy of Missing Out (JoMO). JAWARA-Jurnal Pendidikan Karakter Volume 8 No. 1, 2022. P-ISSN: 2442-7780.

Utami, Siti Nadiyah Sri., Haerani Nur, dan Novita Maulidya Djalal. (2022). Persepsi Laki-Laki Suku Jawa Terhadap Uang Panai’, Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Humaniora, 2(1). DOI: https://doi.org/10.56799/peshum.v2i1.1079

Downloads

Published

2024-10-02